Nasional

Perjalanan Haji Santi dan Ibunda, Anak Penjual Rampe yang Inspiratif

23
×

Perjalanan Haji Santi dan Ibunda, Anak Penjual Rampe yang Inspiratif

Sebarkan artikel ini
Perjalanan Haji Santi dan Ibunda, Anak Penjual Rampe yang Inspiratif

Kisah Santi Mengantar Ibunda ke Tanah Suci: Kepastian dan Harapan

Kedatangan di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah

Jeddah (Kemenag) — Santi dan ibundanya baru saja tiba di Bandara King Abdulaziz International, Jeddah, Arab Saudi. Setibanya di sana, langkah Santi terhenti ketika keluar dari pintu kedatangan fast track bandara, sementara ia menanti ibunda tercinta yang duduk di kursi roda.

Menanti Dengan Harap

Santi terlihat sedikit gelisah, sesekali menoleh ke belakang, menunggu sang ibunda keluar dari bandara. "Maaf, saya boleh menunggu ibu saya?" tanya Santi kepada petugas PPIH Daker Bandara yang sedang membantu jemaah lansia dan disabilitas. Dengan ramah, petugas memperbolehkan Santi menunggu.

Perjalanan Menuju Tanah Suci

Ibunda Santi akhirnya keluar bersama rombongan Kloter JKS 31, membuat senyumnya merekah. "Alhamdulillah, ya Allah, kami diberi kemudahan mulai dari masuk asrama hingga tiba di Bandara Jeddah," ucap Santi, yang bernama lengkap Susanti Triapriyanti. Santi merupakan anak bungsu dari dua bersaudara, menggantikan posisi ayahnya yang telah berpulang.

Tantangan dan Keberanian Santi

Tak menyangka dipilih untuk mendampingi ibunda ke Baitullah, awalnya Santi menolak. Namun, keinginan sang ibu untuk menggantikannya dengan Santi akhirnya diterima setelah kakaknya menolak. Di hadapan permintaan ibunda yang penuh harap dan setelah berbagai pertimbangan, Santi pun setuju mendampingi.

Latar Belakang Keluarga Penjual Rampe

Kedua orangtua Santi adalah pedagang kaki lima perlengkapan jenazah, atau lebih dikenal sebagai penjual "rampe" di Bandung. Dari usaha inilah, kedua orangtuanya menabung untuk mewujudkan impian berhaji. Pada tahun 2016, ibunda Santi mengalami kecelakaan yang terus mempengaruhi kondisi fisiknya hingga tahun 2024.

Perjalanan Iman dan Kesyukuran

"Alhamdulillah kondisi kaki mama mulai membaik setiba di Tanah Suci. Kami sangat bahagia berada di Makkah," ungkap Santi. Di Tanah Suci, banyak doa terucap untuk almarhum ayah, menghadirkan kenangan yang tak terlupakan. Awalnya dia khawatir mendampingi ibunya dengan keterbatasan fisiknya, namun bantuan dari petugas haji Indonesia membuat segalanya terasa lebih mudah.

Usaha Turun Temurun

Cerita usaha rampe telah dijalani ibunya selama lebih dari 40 tahun, diwariskan turun temurun. "Dari nenek hingga mama sudah berjualan selama 60 tahun," tambah Santi sambil mengenang awal mula pendaftaran haji yang ia lakukan untuk sang ayah dan ibunya.

Cerita Santi menunjukkan cinta, bakti, serta bagaimana keyakinan dan usaha keras bisa mewujudkan impian ke Tanah Suci.

Tinggalkan Balasan