BRICS LEMM 2025 Hasilkan Deklarasi Kunci untuk Pembangunan Inklusif
Pertemuan tahunan BRICS Labour and Employment Ministers’ Meeting (LEMM) pada 25 April 2025 di Brasilia, Brasil, resmi mengadopsi Deklarasi Pembangunan Berkelanjutan dan Perlindungan Pekerja.
Acara ini mempertemukan Menteri Ketenagakerjaan dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, dan dihadiri pula oleh Indonesia sebagai negara yang memperkuat kerja sama Global South.
Menteri Ketenagakerjaan RI, Yassierli, menegaskan melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker, Selasa (29/4/2025), bahwa pembangunan berkelanjutan tidak boleh mengabaikan hak dan perlindungan pekerja, terutama di negara berkembang.
“Deklarasi akan menekankan bahwa pembangunan berkelanjutan harus sejalan dengan perlindungan pekerja, terutama di negara-negara Global South,” ujar Menaker Yassierli.
Menurut data terbaru, BRICS saat ini mewakili sekitar 41% populasi dunia dan 24% dari PDB global, menjadikannya kekuatan penting dalam mengarahkan arah kebijakan ketenagakerjaan dunia.
Fokus Deklarasi BRICS 2025: Pekerja, Lingkungan, dan Teknologi
Isi utama deklarasi BRICS LEMM 2025 meliputi:
- Komitmen memperkuat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
- Prioritas terhadap perlindungan hak-hak pekerja.
- Dorongan untuk adaptasi teknologi baru, termasuk kecerdasan buatan (AI).
- Pelestarian lingkungan hidup sebagai bagian integral dari pembangunan.
Yassierli juga menyampaikan dukungan terhadap pembentukan BRICS OSH Network (Occupational Safety and Health Network) yang akan menggelar pertemuan perdana di Sochi, Rusia, pada September 2025.
Selain itu, BRICS memperkuat kerja sama riset melalui BRICS Network of Labour Research Institutes, khususnya untuk mengkaji dampak revolusi industri 4.0 terhadap dunia kerja.
Indonesia Perkuat Suara Global South dalam Forum BRICS
Dalam forum ini, Indonesia menegaskan peran strategisnya untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan (South-South Cooperation) dan memperjuangkan aspirasi negara berkembang di kancah global.
“BRICS menjadi wadah penting bagi Indonesia untuk menguatkan kerja sama Selatan-Selatan, memastikan suara dan aspirasi negara-negara Global South terdengar dan terwakili dalam proses pengambilan keputusan global,” katanya.
Indonesia juga aktif mendorong integrasi program pelatihan tenaga kerja, pengembangan vokasi, serta perlindungan sosial berbasis ketenagakerjaan di lingkungan BRICS.
Kerja Sama ke Depan: Menuju BRICS LEMM 2026 di India
Sebagai bentuk kesinambungan komitmen, para Menteri sepakat melanjutkan pembahasan ketenagakerjaan dalam BRICS LEMM 2026 di bawah Presidensi India.
Poin-poin prioritas yang akan terus diangkat mencakup adaptasi teknologi, reskilling tenaga kerja, peningkatan keselamatan kerja, dan penguatan perlindungan sosial.
“Para Menteri menyampaikan terima kasih kepada mitra sosial, ILO, dan ISSA atas kontribusinya, serta kepada Brasil sebagai tuan rumah pertemuan tahun ini, dan menantikan pertemuan berikutnya di Bawah Presidensi India pada 2026,” kata Yassierli.