Sumedang — Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, mengajak para Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) untuk membekali diri dengan tiga pola pikir utama: growth mindset, future mindset, dan innovation mindset sebagai dasar menjadi pemimpin visioner masa depan.
Dalam kuliah umum yang dihadiri oleh 3.509 Praja IPDN di Kampus IPDN Jatinangor, Rabu (16/7/2025), Menaker menekankan bahwa kesuksesan lahir dari pola pikir progresif dan keberanian menghadapi perubahan.
“Inilah bekal untuk adik-adik Praja semua sebagai kader pemimpin masa depan. Orang-orang sukses pasti memiliki mindset untuk berkembang, mindset melihat (peluang) ke depan dan mindset melakukan perubahan,” kata Yassierli.
Tiga Mindset Pemimpin Masa Depan
- Growth Mindset: Keyakinan bahwa kemampuan dapat berkembang melalui usaha dan pembelajaran.
- Future Mindset: Kemampuan mengantisipasi perubahan dan mengambil keputusan berbasis proyeksi masa depan.
- Innovation Mindset: Keberanian mencoba hal baru, merancang solusi, dan tidak takut gagal.
Siapkan Diri Jadi Agen Perubahan di Era Digital
Yassierli mendorong generasi muda, termasuk Praja IPDN, untuk aktif dalam kegiatan yang mengasah soft skills, hard skills, dan kompetensi digital, demi kesiapan bersaing di pasar kerja global.
“Saya berharap Praja IPDN mempersiapkan diri menghadapi era digital dan menjadi agen perubahan, penguatan soft skills, hard skills sebagai investasi untuk masa depan individu dan bangsa di tengah dinamika dunia kerja yang terus berubah,” ujarnya.
Pamong Harus Dekat Rakyat dan Paham Tantangan Ketenagakerjaan
Menaker mengingatkan bahwa lulusan IPDN akan bertugas sebagai pelayan publik di seluruh Nusantara. Mereka harus mampu mendengar aspirasi masyarakat, merumuskannya dalam kebijakan, dan aktif menyelesaikan masalah sosial—khususnya di bidang ketenagakerjaan.
“Nanti adik-adik semua akan melihat masyarakat yang bekerja dan masyarakat yang tidak bekerja. Khusus masyarakat yang tidak bekerja harus dicarikan solusi seperti akses pasar kerja hingga pelatihan kompetensi melalui BLK atau lembaga pelatihan,” jelasnya.
Kolaborasi IPDN, Dunia Industri, dan Pemerintah Diperlukan
Menaker menegaskan bahwa membangun ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan adaptif membutuhkan kerja sama erat antara akademisi, industri, dan pemerintah.
“Kita harus terus memadukan teknologi dengan kearifan lokal, berinovasi, agar mampu menciptakan tenaga kerja yang kompeten, berdaya saing, dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa,” tegas Yassierli.