Nasional

Menaker Yassierli Tegaskan Komitmen Indonesia di Penutupan ILC ke-113 di Jenewa

13
×

Menaker Yassierli Tegaskan Komitmen Indonesia di Penutupan ILC ke-113 di Jenewa

Sebarkan artikel ini
Menaker Yassierli Tegaskan Komitmen Indonesia di Penutupan ILC ke-113 di Jenewa

Partisipasi Aktif Indonesia Dorong Standar Ketenagakerjaan Global yang Adil dan Berkelanjutan

Jenewa — Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Republik Indonesia, Yassierli, menghadiri penutupan Konferensi Perburuhan Internasional (International Labour Conference/ILC) Sesi ke-113 yang diselenggarakan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di Jenewa, Swiss, pada Jumat, 13 Juni 2025. Acara penutupan ini dipimpin oleh Direktur Jenderal ILO, Gilbert F. Houngbo, dan diikuti lebih dari 3.000 delegasi dari 168 negara anggota.

Dalam keterangan pers, Menaker Yassierli menyampaikan bahwa kehadiran Indonesia di ILC mencerminkan peran aktif pemerintah dalam membangun standar ketenagakerjaan global yang adil, adaptif, dan berkelanjutan.

“ILC tahun ini mencetak sejarah dan yang terpenting Indonesia hadir tidak hanya sebagai peserta, tetapi sebagai penggerak dalam merumuskan masa depan ketenagakerjaan global. Kami membawa kebijakan nasional ke panggung dunia,” kata Menaker Yassierli, Minggu (15/6/2025).

Dua Isu Strategis yang Dibahas di ILC ke-113

ILC ke-113 membahas dua standar internasional penting. Pertama, Konvensi dan Rekomendasi tentang Perlindungan dari Bahaya Biologis di Tempat Kerja yang telah disahkan untuk memperkuat perlindungan pekerja dari paparan virus, bakteri, dan zat berbahaya.

“Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap instrumen ini dan akan mendorong integrasi prinsip-prinsipnya ke dalam kebijakan ketenagakerjaan nasional. Pelindungan risiko biologis bukan hanya soal K3, tetapi juga menjaga keberlangsungan usaha dan produktivitas tenaga kerja,” ujar Yassierli.

Kedua, pembentukan Konvensi tentang Kerja Layak dalam Ekonomi Platform yang akan difinalisasi pada ILC ke-114 di tahun 2026. Konvensi ini akan melindungi pekerja digital, seperti pengemudi ojek online, kurir aplikasi, dan freelancer.

“Pekerja platform adalah wajah baru dunia kerja. Mereka tidak bisa lagi dianggap sebagai pekerja informal tanpa perlindungan. Kita harus hadir untuk mereka melalui regulasi yang menjamin hak, keselamatan dan kesehatan kerja, serta jaminan sosial,” tegas Yassierli.

Delegasi Indonesia Tampil Aktif dan Substansial

Selama ILC-113, delegasi Indonesia berpartisipasi aktif dalam sidang pleno, komite teknis, forum bilateral, dan side events. Yassierli menekankan kekuatan delegasi tripartit Indonesia, yang terdiri dari pemerintah, serikat pekerja, dan pengusaha.

“Keterlibatan delegasi tripartit menjadi salah satu kekuatan diplomasi ketenagakerjaan Indonesia. Terima kasih kepada seluruh delegasi Indonesia yang telah berkontribusi,” ujar Yassierli.

Dalam forum Committee on the Application of Standards (CAN), Indonesia tidak termasuk negara yang dibahas karena pelanggaran ketenagakerjaan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mematuhi konvensi ILO yang diratifikasi dan terus memperbaiki sistem ketenagakerjaan.

Menaker Tekankan Tiga Pilar Pembangunan Ketenagakerjaan

Menaker menegaskan tiga pilar utama pembangunan ketenagakerjaan nasional, yaitu penciptaan lapangan kerja, pemajuan dan perlindungan hak pekerja, serta peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi inklusif. Program strategis terkait mencakup transformasi BLK, pemagangan, pengembangan pekerjaan hijau dan digital, serta perluasan jaminan sosial termasuk JKP.

Selain itu, Menaker juga mengadakan pertemuan bilateral dan regional untuk mendorong agenda kerja layak, pemanfaatan teknologi AI, dan peningkatan representasi Asia-Pasifik dalam forum multilateral.

“Forum ini bukan hanya ruang diskusi, tetapi titik tolak membawa pulang solusi nyata. Pemerintah akan terus memperkuat kebijakan ketenagakerjaan berbasis kerja layak, pelindungan, dan keadilan sosial untuk seluruh pekerja, termasuk sektor informal dan digital,” tutup Yassierli.

Turut hadir dalam penutupan ILC ke-113, Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indah Anggoro Putri, serta Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3, Fahrurozi.

Tinggalkan Balasan