Indonesia Tekankan Pentingnya Standar Global Lindungi Pekerja dari Risiko Biologis
Jenewa — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menegaskan pentingnya penetapan standar internasional untuk melindungi pekerja dari bahaya biologis di lingkungan kerja. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, dalam Konferensi Perburuhan Internasional (International Labour Conference/ILC) ke-113 yang berlangsung di Jenewa, Swiss, Jumat (13/6/2025).
“Pandemi COVID-19 telah menjadi pelajaran berharga bagi dunia kerja. Kami percaya bahwa sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang kuat dan adaptif merupakan fondasi penting untuk melindungi pekerja dari bahaya biologis di tempat kerja,” kata Yassierli.
Indonesia Dukung Instrumen ILO soal Bahaya Biologis
Yassierli menyambut positif langkah International Labour Organization (ILO) yang sedang membahas penetapan instrumen internasional terkait perlindungan terhadap bahaya biologis. Ia menekankan pentingnya instrumen tersebut didesain fleksibel dan berbasis risiko, mengingat adanya perbedaan kapasitas antarnegara, khususnya negara berkembang dan pelaku UMKM.
“Kami ingin memastikan bahwa standar yang dibahas tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga dapat diterapkan secara efektif di lapangan,” ujar Yassierli.
Langkah Nyata Indonesia: SNI 9099 Tahun 2022
Sebagai bentuk komitmen nasional, Indonesia telah mengesahkan SNI 9099 Tahun 2022 tentang Penilaian Faktor Biologis di Tempat Kerja. Standar ini mewajibkan pelaku usaha melakukan penilaian risiko secara berkala serta menerapkan tindakan pengendalian terhadap potensi bahaya seperti TBC dan HIV/AIDS.
Selain itu, Kemnaker juga mendorong kebijakan berbasis riset dan kolaborasi multipihak, termasuk menyusun panduan pelindungan pekerja dari penyakit menular. Pendekatan ini dilakukan secara tripartit, melibatkan unsur pekerja, pengusaha, dan pemerintah.
Fahrurozi: Peran ILO Penting dalam Penguatan Kapasitas
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3, Fahrurozi, menyoroti pentingnya dukungan teknis dari ILO. Ia menyampaikan kesiapan Indonesia untuk berbagi pengalaman dan praktik baik dari penanganan pandemi di sektor ketenagakerjaan.
“Kami percaya bahwa kolaborasi global dan pertukaran pengetahuan adalah kunci menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif bagi semua,” ujar Fahrurozi.