Nasional

Cara Menghadapi Wukuf dan Tawaf untuk Perempuan Haid

19
×

Cara Menghadapi Wukuf dan Tawaf untuk Perempuan Haid

Sebarkan artikel ini
Cara Menghadapi Wukuf dan Tawaf untuk Perempuan Haid

Pembimbing Ibadah PPIH Arab Saudi: Aturan bagi Perempuan yang Haid Saat Menunaikan Haji

Haid dalam Konteks Ibadah Haji

Haid merupakan kodrat yang dialami oleh perempuan. Dalam agama Islam, perempuan yang sedang menstruasi memiliki larangan tertentu, seperti tidak diperbolehkan untuk salat. Dalam konteks ibadah haji, sering timbul pertanyaan mengenai hukum bagi perempuan yang sedang berhalangan atau haid saat akan menunaikan wukuf dan tawaf.

Wukuf Tetap Sah Bagi Perempuan yang Haid

Konsultan Ibadah PPIH Arab Saudi, Abdul Moqsith Ghazali, menjelaskan bahwa perempuan yang sedang dalam keadaan haid tetap sah untuk melakukan wukuf di Arafah. Ini dikarenakan satu-satunya rukun haji yang disyaratkan suci adalah tawaf.

Tawaf Ifadah Memerlukan Keadaan Suci

Untuk tawaf Ifadah, perempuan harus menunggu hingga suci dari haid. Namun, jika masih dalam keadaan haid menjelang kepulangan, menurut beberapa ulama, seperti Sayyid Muhammad Alawi Almaliki Almakkiyah, tawaf tetap diperbolehkan dengan syarat tertentu. Perempuan harus mandi hingga bersih dan memastikan bahwa tidak ada tetesan darah yang jatuh di area tawaf dan area Masjidil Haram.

Solusi bagi Jemaah yang Dalam Kondisi Mendesak

Abdul Moqsith Ghazali menjelaskan bahwa kondisi kepulangan ke Tanah Air tidak diatur oleh jemaah sendiri, melainkan oleh sistem. Oleh karena itu, bagi perempuan yang belum tawaf Ifadah dan dalam keadaan haid, diperbolehkan melakukan tawaf dengan cara yang disebutkan sebelumnya.

Aturan untuk Perjalanan dari Madinah ke Makkah

Jika jemaah perempuan yang masih haid ingin bergerak dari Madinah menuju Makkah, ia sudah bisa mulai niat umrah wajib dari Bir Ali. Saat tiba di Makkah, perempuan harus menunggu dalam keadaan suci untuk melaksanakan umrah wajib dan menjaga keadaan ihramnya.

Mengatasi Bersentuhan Saat Tawaf

Permasalahan lain saat tawaf adalah persyaratan untuk berwudhu, seperti dalam salat. Potensi bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram sangat tinggi saat tawaf. Untuk mengatasi ini, jemaah bisa mengganti mazhab wudhu dari Imam Syafi’i ke Imam Hanafi. Dalam mazhab Syafi’i, bersentuhan kulit dengan lawan jenis yang bukan mahram membatalkan wudhu, berbeda dengan mazhab Hanafi.

Perbedaan Antara Salat dan Tawaf

Abdul Moqsith menekankan perbedaan antara salat dan tawaf. "Kalau salat tidak boleh bicara, makan, dan minum, sementara tawaf boleh bicara, makan, dan minum," katanya.

Kesopanan Saat Ihram

Saat ihram atau tawaf, perempuan harus melepas cadar sebab wajah dan telapak tangan bukanlah bagian dari aurat.

Tinggalkan Balasan