Nasional

Indonesia dan Swiss Perkuat Kerja Sama Ketenagakerjaan Inklusif bagi Kelompok Rentan

24
×

Indonesia dan Swiss Perkuat Kerja Sama Ketenagakerjaan Inklusif bagi Kelompok Rentan

Sebarkan artikel ini
Indonesia dan Swiss Perkuat Kerja Sama Ketenagakerjaan Inklusif bagi Kelompok Rentan

Indonesia dan Swiss Sinergikan Program Nyata untuk Pekerja Rentan

Jenewa — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus memperluas kerja sama internasional yang berdampak langsung pada kelompok rentan di pasar kerja. Dalam pertemuan bilateral dengan Pemerintah Swiss di sela Konferensi Perburuhan Internasional (ILC) ke-113 di Gedung PBB Jenewa, kedua negara menegaskan komitmen bersama untuk membuka lebih banyak akses kerja inklusif.

Delegasi Indonesia dan Fokus Tiga Prioritas Ketenagakerjaan

Menaker Yassierli menugaskan delegasi teknis yang dipimpin oleh:

  • Dirjen PHI dan Jamsosnaker: Indah Anggoro Putri
  • Dirjen Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3: Fahrurozi
  • Direktur PPHI: Agatha Widianawati
  • Sekretaris Ditjen Binapenta & PPK: Eva Trisiana

Pihak Swiss diwakili oleh Jérôme Cosandey, Kepala Direktorat Ketenagakerjaan SECO beserta jajaran.

Pertemuan bilateral ini menyoroti tiga fokus prioritas utama:

  1. Peningkatan akses kerja bagi penyandang disabilitas dan kelompok rentan
  2. Penguatan program pemagangan nasional bagi generasi muda
  3. Pengembangan keterampilan tenaga kerja di sektor energi terbarukan (green jobs)

“Kami ingin memastikan bahwa kerja sama ini dapat memberi dampak dan afirmasi langsung, khususnya bagi penyandang disabilitas yang kerap menghadapi hambatan dalam dunia kerja, sekaligus bertujuan pada akses yang inklusif pada kemandirian ekonomi,” kata Menaker Yassierli, Jenewa, Rabu (11/6/2025).

Proyek RESD dan Dorongan Digitalisasi Layanan Ketenagakerjaan

Dalam forum tersebut, Indonesia juga mengusulkan perluasan program ketenagakerjaan berbasis digital dan inklusi sosial. Beberapa usulan konkret meliputi:

  • Digitalisasi layanan pengantar kerja
  • Penguatan sistem pembayaran upah digital
  • Akses keuangan untuk wirausaha muda

Salah satu program andalan adalah Renewable Energy Skills Development (RESD) yang telah berjalan sejak 2020 di BPVP Aceh, Ambon, Lombok Timur, dan Ternate. Program ini menghasilkan tenaga kerja terampil di bidang energi surya, hidro, dan hybrid.

Namun, tantangan yang dihadapi meliputi keterbatasan alat pelatihan dan dukungan pembiayaan jangka panjang. Indonesia mengharapkan peran aktif Swiss untuk mendukung fase lanjutan proyek ini.

Minat pada Model Pemagangan Swiss dan Kolaborasi AI

Menaker Yassierli juga menyampaikan ketertarikan Indonesia terhadap model pemagangan Swiss, yang dinilai berhasil menjembatani dunia pendidikan dan kerja. Sistem tersebut menekankan partisipasi keluarga dan pendekatan budaya, menjadikannya cocok untuk direplikasi di Indonesia.

Selain itu, kedua negara juga membuka wacana kolaborasi antar lembaga vokasi untuk pengembangan SDM di bidang teknologi dan kecerdasan buatan (AI).

Menuju Labour Tripartite Dialogue ke-5 di Swiss

Sebagai tindak lanjut, Indonesia dan Swiss sepakat menggelar Labour Tripartite Dialogue ke-5 pada 21–24 Oktober 2025 di Bern, Swiss. Forum ini akan membahas:

  • Roadmap Kerja Sama Ketenagakerjaan 2025–2026
  • Rencana aksi konkret yang inklusif dan adaptif

“Kami percaya, kerja sama bilateral ini menjadi instrumen strategis untuk mendorong ketenagakerjaan yang lebih adil, adaptif, dan inklusif — sesuai arah pembangunan Indonesia ke depan,” kata Yassierli.

Tinggalkan Balasan