Nasional

Perdana Menteri Li Qiang Tiba di Indonesia, Hubungan Ekonomi Indonesia-Tiongkok Diperkuat

16
×

Perdana Menteri Li Qiang Tiba di Indonesia, Hubungan Ekonomi Indonesia-Tiongkok Diperkuat

Sebarkan artikel ini
Perdana Menteri Li Qiang Tiba di Indonesia, Hubungan Ekonomi Indonesia-Tiongkok Diperkuat

Kedatangan Premier Li Qiang: Babak Baru Hubungan Diplomatik Indonesia-Tiongkok

Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Sambut Premier RRT

Kedatangan Premier Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Li Qiang, di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu (24/05/2025), membuka babak baru dalam hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, mencatat bahwa kunjungan ini menawarkan peluang besar bagi peningkatan dan perluasan investasi dari Tiongkok ke Indonesia.

Kesepakatan Baru dan Realisasi Investasi

Rosan menyatakan bahwa sejumlah kesepakatan akan disetujui selama kunjungan Premier Li Qiang, menegaskan bahwa kerja sama antara kedua negara telah berjalan dengan baik, terutama di sektor-sektor luar Jakarta. Investasi senilai 10 miliar dolar AS yang sebelumnya disepakati kini berada dalam tahap implementasi, dengan fokus kunjungan Premier kali ini adalah membuka jalan bagi proyek-proyek baru lintas sektor.

Peluang Proyek-Proyek Baru dan Sektor-Sektor Potensial

"Peluang baru ini melibatkan beberapa kesepakatan dengan dunia usaha, sejumlah sektor, serta dengan BUMN. Proyek-proyek baru ini akan kami kawal agar berjalan sesuai harapan," ungkap Rosan. Bidang kerja sama baru yang dijajaki mencakup transportasi, pengembangan klaster industri, hilirisasi mineral, dan sektor kimia, dengan sinergi antara perusahaan swasta dan BUMN.

Kerja Sama Transportasi dan Hilirisasi Mineral

Rosan menjelaskan, "Beberapa bidang kerja sama meliputi proyek gerbong kereta api, klaster industri bersama badan usaha lain, dan BUMN, serta hilirisasi dari baterai kendaraan listrik (EV) dan kimia."

Fokus Memperdalam Kemitraan Bilateral

Menanggapi isu kebijakan luar negeri seperti hubungan dagang dengan AS, Rosan menegaskan bahwa fokus utama adalah memperdalam kemitraan bilateral yang saling menguntungkan. "Kita akan lebih fokus pada penguatan kolaborasi dua negara," tutupnya.

Tinggalkan Balasan