Perjalanan Haji Indonesia: Dari Masa Silam hingga Kini
Sejarah Jumlah Jemaah Haji Indonesia
Pada masa lalu, jumlah jemaah haji Indonesia tidak sebanyak sekarang. Contohnya, ketika Hamka menunaikan ibadah haji pada 1927, jumlah jemaah hanya sekitar 1.400 orang. Selain itu, pada tahun 1924, Bupati Bandung R.A.A. Wiranatakusuma juga mencatat adanya 1.000 jemaah. Kenapa jumlahnya bisa sangat sedikit? Faktor perjalanan yang penuh tantangan bisa jadi salah satu alasannya.
Tantangan Jemaah Haji Zaman Dahulu
Perjalanan haji pada masa lalu tidaklah mudah. K.H. Abdussamad, salah satu jemaah haji dari Kalimantan Selatan yang berangkat pada 1948, menceritakan betapa beratnya cobaan yang harus dihadapi saat berlayar menuju Tanah Suci. Kapal yang digunakan bukanlah kapal penumpang, melainkan kapal kargo yang kondisinya jauh dari kata nyaman. Para jemaah harus bertahan dalam ruang sempit selama 6 bulan perjalanan, ditambah risiko badai dan perompak yang mengancam keselamatan mereka.
Perubahan Fasilitas Haji Masa Kini
Kini, berkat penyelenggaraan dari pemerintah melalui Kementerian Agama, perjalanan haji menjadi lebih nyaman dan terjamin. Jemaah diantar dari rumah, transit di asrama, dan terbang dengan pesawat yang memberikan pelayanan memuaskan. Mereka tinggal di hotel berpendingin udara dan mendapatkan makanan sesuai cita rasa kampung halaman. Semua fasilitas ini membuat perjalanan haji lebih aman dibanding masa lalu.
Tantangan dan Solusi di Masa Kini
Walaupun perjalanan kini lebih mudah, tantangan selama pelaksanaan haji masih ada. Kepadatan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina tetap menjadi bagian dari ujian ibadah haji. Untungnya, jemaah haji sekarang didampingi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang siap membantu dan membimbing mereka, memastikan bahwa mereka dapat mengelola emosi dan menjaga nilai spiritual ibadah.
Harapan untuk Jemaah Haji Indonesia
Dengan upaya dan pelayanan terbaik dari pemerintah dan pihak terkait, diharapkan jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan aman dan nyaman. Pengelolaan yang baik telah membuat Indonesia dikenal sebagai negara dengan penyelenggaraan haji terbesar dan terbaik di dunia. Semoga jemaah haji Indonesia selalu mendapatkan pengalaman spiritual yang mendalam dan mabrur sepanjang usia.
Penutup
Oman Fathurahman, sebagai Ketua Mustasyar Diniy PPIH Arab Saudi 2025 dan Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah Depok, mengingatkan agar semua pihak bekerja sama menjaga kualitas pelayanan haji dan nama baik negara di mata dunia.