Nasional

Indonesia Ajak Resolusi Damai Myanmar dan Perkuat Kerja Sama Kawasan di KTT ke-46 ASEAN

13
Indonesia Ajak Resolusi Damai Myanmar dan Perkuat Kerja Sama Kawasan di KTT ke-46 ASEAN

Indonesia Dorong Solusi Konkret untuk Krisis Myanmar dan Perkuat Kerja Sama Kawasan

Langkah Konkret ASEAN Hadapi Krisis Myanmar

Indonesia terus berupaya mendorong langkah-langkah konkret dalam menyelesaikan krisis di Myanmar sekaligus memperkuat kerja sama di tingkat kawasan. Menteri Luar Negeri Sugiono mengungkapkan bahwa pada sesi retreat Konferensi Tingkat Tinggi ke-46 ASEAN, para pemimpin negara anggota ASEAN membahas secara khusus perkembangan situasi di Myanmar serta strategi langkah ke depan yang harus diambil.

Tantangan Geoekonomi Kawasan

Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan, "Ini dalam rangka menyelesaikan konflik yang ada di sana dan juga bagaimana kawasan ini, ASEAN, menghadapi situasi perubahan, dan situasi geoekonomi yang terjadi." Pernyataan ini disampaikan kepada media di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Senin, 26 Mei 2025.

Pertemuan Bilateral dengan PM Lao PDR dan PM Singapura

Selain menghadiri rangkaian pertemuan KTT, Menteri Luar Negeri Sugiono mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Lao PDR Sonexay Siphandone dan PM Singapura Lawrence Wong. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menekankan pentingnya peningkatan kerja sama, terutama di sektor ekonomi.

Peningkatan Kerja Sama di Sektor Ekonomi

"Dalam pembicaraan di kedua pertemuan bilateral tersebut, beliau menyampaikan bahwa perlu ada peningkatan hubungan kerja sama khususnya di sektor-sektor ekonomi sehingga apa yang disampaikan pada saat KTT pleno benar-benar bisa secara konkret dilaksanakan," tambah Sugiono.

Agenda Lanjutan KTT ASEAN

Rangkaian KTT ASEAN akan berlanjut pada hari kedua dengan berbagai agenda penting yang mencakup pertemuan ASEAN dengan Gulf Cooperation Council (GCC). Menteri Luar Negeri Sugiono menambahkan, "Kemudian pertemuan antara ASEAN, GCC, dan juga China. Besok acaranya masih cukup panjang," tuturnya.

(Sumber: BPMI Setpres)

Exit mobile version