Makkah, 24 Mei 2025: Kematian Jemaah Haji Meningkat, Kemenkes Berikan Imbauan
Menjelang pelaksanaan ibadah haji yang memasuki hari ke-22, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan data terbaru melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes). Hingga 23 Mei 2025, terdapat 53 jemaah haji yang wafat di Tanah Suci.
Dari angka tersebut, 19 orang di antaranya diperkirakan meninggal akibat serangan jantung, yang diakibatkan oleh penyakit jantung iskemik akut dan shock cardiogenic. Situasi ini menjadi perhatian khusus bagi Kemenkes, yang mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan bagi jemaah, terutama lansia dan mereka yang memiliki komorbiditas.
Insiden kematian ini menyoroti betapa rentannya kondisi jemaah haji terhadap perubahan cuaca ekstrem dan aktivitas fisik yang padat. Dr. Agus Sulistyawati, Sp.S, salah satu anggota Tim Visitasi Kesehatan, menyampaikan bahwa kebanyakan jemaah yang mengalami kematian sebelumnya memiliki riwayat penyakit jantung dan kurang membatasi aktivitas fisik mereka.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, juga menekankan perlunya persiapan matang menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), yang dimulai pada tanggal 4 Juni. Ia mengingatkan jemaah, terutama yang lansia atau memiliki penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, untuk mengurangi aktivitas ibadah sunah yang memerlukan tenaga ekstra. Hal ini meliputi pengurangan frekuensi umrah dan tawaf sunah, serta menghindari perjalanan jauh ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Liliek juga menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan selama ibadah haji dengan beberapa tips, seperti:
- Menghindari ibadah di siang hari yang panas.
- Menggunakan alat pelindung diri seperti masker, payung, dan kacamata hitam.
- Memastikan asupan cairan yang cukup, yakni dua liter air per hari.
- Mengonsumsi oralit sekali sehari untuk mencegah dehidrasi.
Lebih lanjut, jemaah disarankan untuk memeriksakan kesehatan secara rutin dan tetap berfokus pada pikiran positif serta zikir. Terakhir, Liliek menekankan pentingnya mendampingi jemaah yang memiliki komorbid dan lansia untuk memastikan keselamatan dalam pelaksanaan ibadah.
Imbauan ini diharapkan dapat menekan angka kematian jemaah haji pada tahun ini dan memastikan semua jemaah dapat meraih haji mabrur dengan kondisi fisik yang prima.