Ibadah Haji: Pentingnya Menjaga Kesehatan Fisik
Jemaah Haji di Musala Hotel
Di Makkah, jemaah haji disarankan untuk melaksanakan salat berjamaah di musala hotel. Hal ini untuk mempersiapkan fisik mereka menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Khususnya bagi jemaah lansia, sakit, dan berkebutuhan khusus, salat di hotel menjadi pilihan yang lebih praktis dan aman.
Persyaratan Fisik dalam Ibadah Haji
Menurut Konsultan Ibadah (Mustasyar Dinny) PPIH Arab Saudi, KH Abdul Moqsith Ghazali, haji merupakan satu-satunya rukun Islam yang mensyaratkan kemampuan fisik. Disyaratkan adanya istithaah, yaitu kemampuan secara maliyah (harta) dan jasadiah (sehat). Hal ini tercermin dalam firman Allah di QS Ali Imran: 97, yang menekankan kewajiban melaksanakan haji bagi mereka yang mampu.
Pentingnya Menjaga Kesehatan di Tanah Suci
Dalam cuaca yang mencapai 42-43 derajat Celcius di Makkah, jemaah diharapkan untuk mengurangi aktivitas luar ruangan. Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi, M. Imran, mengingatkan bahwa aktivitas di luar hotel pada siang hari dapat menyebabkan kelelahan dan dehidrasi. Oleh karena itu, salat di Masjidil Haram sebaiknya dihindari antara pukul 10.00 – 16.00.
Pahala Salat di Hotel
KH Abdul Moqsith Ghazali mengimbau para jemaah untuk salat di musala hotel, dengan menyebut bahwa pahala salat di hotel sama dengan di Masjidil Haram. Beberapa ulama berpendapat bahwa seluruh tanah haram di Makkah adalah bagian dari Masjidil Haram, sehingga salat di mana saja dalam area tersebut berpahala sama.
Saran untuk Jemaah Lansia dan Difabel
Moqsith menyarankan agar jemaah lansia, risti, dan yang difabel melakukan aktivitas ibadah seperti salat, berzikir, dan bersedekah di hotel hingga tiba waktu pelaksanaan puncak haji di Armuzna. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka tetap dalam kondisi sehat dan bugar selama menunaikan ibadah haji.